The Power of Forgiving – Tips dan Cara Penyembuhan Luka Batin

Empat hari bergelut dengan luka batin benar-benar membuat dada sesak, tapi pada akhirnya, lega dan ploong ……

Yaa, selama 4 hari aku mengikuti Retret Penyembuhan Luka Batin di Pertapaan Karmel, Ngadireso, Tumpang. Di sana memang sudah terkenal dengan retret-retret nya yang “ampuh” untuk mengatasi persoalan hidup, salah satunya luka batin. Topik satu ini selalu membuat setiap orang galau, aku pun termasuk. Beruntung berkat pertolongan Tuhan dan para suster yang mendoakan ku, kini aku sudah sembuh, sampai sekarang. Hehehe 😀

Ternyata kunci dalam penyembuhan luka batin itu cuma 1. Pengampunan.

Ya, hanya dengan memaafkan, diri kita mulai bisa mengikhlaskan dan menerima apa yang pernah melukai hati kita di waktu lampau. Mengampuni/memaafkan di sini BUKANLAH sebuah perasaan, melainkan merupakan keputusan. Keputusan untuk sembuh, meskipun mungkin terasa sulit, tapi bayangkan ketika kita memutuskan untuk memaafkan, hati ini akan mulai terasa ringan dan lega. That’s FACT!!

Aku berikan link yang bagus soal penyembuhan luka batin => http://www.carmelia.net/index.php/artikel/karismatik/262-penyembuhan-luka-batin

Well, apapun penyebabnya, luka batin itu jelas menganggu perkembangan dan pertumbuhan hidup seseorang. Aku sempat mencatat apa saja ciri-ciri luka batin itu. Tidak semua sih, tapi satu gejala saja sudah bisa berarti tanda bahwa kalian mengalami luka batin.

  1. Mudah tersinggung.
  2. Ketakutan tanpa alasan.
  3. Mudah marah.
  4. Khawatir akan masa depan.
  5. Emosi yang tidak terkendali.
  6. Sulit bergaul, mudah menyakiti orang lain.
  7. Homoseksual, lesbian.
  8. Punya rasa bersalah yang berlebihan.
  9. Merasa tidak diperhatikan, jadinya overacting alias cari perhatian secara berlebihan.
  10. Suka membual, muka “topeng” (penuh rekayasa dan kepalsuan).
  11. Sulit mengampuni, dendam.
  12. Kadang-kadang sedih tanpa alasan.
  13. Cepat iri hati.
  14. Suka memberontak.
  15. Agresif.
  16. Sering sakit kepala/migrain.
  17. Sakit maag/tukak lambung.
  18. Gatal-gatal.
  19. Diare.
  20. Jantung berdebar-debar.
  21. Tegang pada tengkuk leher.

Pernah merasakan sakit di bagian tubuh, lalu anehnya ketika diperiksakan ke dokter tidak ditemukan penyakit/gejala apapun? Itu bisa jadi Anda mengalami luka batin, sakit karena kondisi psikis Anda tidak sehat. Nama ilmiahnya psikosomatis.

Lalu, bagaimana cara menyembuhkannya?

MENGAMPUNI. Kita mohon rahmat Tuhan agar kita dapat mengampuni siapa saja yang sudah melukai kita. Seperti dilihat di link di atas, setiap luka batin itu ada akar-akar penyebabnya, baik di masa kandungan, di masa kelahiran, masa kecil, masa remaja, maupun masa dewasa. Mengingat kembali luka-luka itu perlu dilakukan, sebab satu-satunya cara menyembuhkan luka batin itu dimulai dari mengingat luka-luka itu (analoginya sama seperti bedah/operasi memperbaiki organ dalam. Menyakitkan memang, tapi ini satu-satunya cara agar sembuh kan?). Kemudian mohon pada Tuhan rahmat pengampunan untuk dapat mengampuni mereka satu demi satu.

Kadang dalam proses penyembuhan batin, kita dapat menggunakan metode “imaginasi iman”, dengan membayangkan bahwa Tuhan hadir dalam peristiwa yang membuat kita terluka itu. Tujuannya agar kita sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendirian, serta untuk mendamaikan kita dengan peristiwa itu sendiri. Well, di link tersebut sudah dijelaskan secara lengkap, silahkan baca 😀

Bagiku sendiri, retret ini merupakan berkah buatku. Menyembuhkan masa-masa kecilku, terutama masa-masa sewaktu aku konflik dengan “mantan” sahabatku. Stress berkepanjangan karena masih belum bisa menerima peristiwa tersebut, akhirnya terlepas juga kemarin. Lega, sekaligus pasrah atas semua yang telah terjadi. Semoga apa yang aku alami ini tidak lagi terjadi pada ku untuk kedua kalinya dan kalian yang membacanya.

Kalau mau tahu bagaimana rasanya penyembuhan luka batin yang aku rasakan sendiri, SAKIT!! Seperti dioperasi, tapi ini yang dioperasi adalah hatiku, batinku, tanpa obat bius apapun. Sakit banget ketika masalah-masalah itu diangkat kembali ke permukaan, sampai-sampai aku harus menangis, tidak kuat. Namun air mata itu justru bagus dalam penyembuhan luka batin, karena dapat menghapus penolakan untuk mengampuni diri sendiri, menghapus luka-luka, menghapus halangan-halangan untuk bertobat dan ingatan-ingatan yang menyakitkan. Pada akhirnya, aku sembuh berkat rahmat pengampunan dari Tuhan sendiri. Aku sembuh karena aku dengan ikhlas memutuskan untuk memaafkan semuanya, terutama masa lalu ku, juga “mantan” sahabatku.

Terima kasih Bapa, terima kasih Yesus, terima kasih Roh Kudus, Engkau sudah berkenan menyembuhkanku. Ajarilah aku lebih lagi untuk hidup dalam rahmat kerendahan hati dan pengampunan, sehingga bila aku terluka lagi, aku tak perlu lagi bingung untuk menyembuhkannya. Amiin 🙂

R.M.T.B.D.J